Bagaimana cara pengelolaan web yang berbasis pendidikan

Penggunaan media pembelajaran IPA termasuk dalam kawasan pengembangan teknologi berbantuan komputer. Menurut Seels & Richkey (2007: 39), computer-based technologies are ways to produce or deliver materials using microprocessor-based resources. Secara harfiah pengertian tersebut menjelaskan bahwa teknologi berbantuan komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikro-prosesor.

Teknologi berbantuan komputer dibedakan dari teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital, bukannya sebagai bahan cetak atau visual. Pada dasarnya, teknologi berbantuan komputer menampilkan informasi kepada pebelajar melalui layar monitor.   Penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dirancang sebagai salah satu sumber belajar. Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Unsur pokok dalam pengertian tersebut ialah adanya sumber yang digunakan untuk memberikan kemudahan belajar manusia.

Menurut Soeharto, dkk. (2006: 73-74) sumber belajar adalah semua sarana pengajaran yang mampu menyajikan pesan baik secara auditif maupun visual. Ini berarti bahwa sumber belajar yang dimaksudkan hanyalah meliputi sarana seperti: film, video, kaset, slide, dan lain sebagainya. Sedangkan AECT (Association for Education Communication and Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 yaitu:
  1. Pesan (message), yaitu informasi yang ditransmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.
  2. Orang (people), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan.
  3. Bahan (material) yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya transparansi, slide, film, audio, video, buku, modul, dan lain-lain.
  4. Alat (device), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya; proyektor slide, OHP, tape, radio, televisi, dan lain-lain.
  5. Tehnik (technique), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya pembelajaran terprogram, belajar sendiri, demontrasi, ceramah, tanya jawab, dan lain-lain.
  6. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan disampaikan, yang bisa bersifat fisik (kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, museum,) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar, dan lain-lain).


Sumber belajar haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:pertama sumber itu harus di desain terlebih dahulu atau dipilih sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai dan memenuhi persyaratan sesuai dengan kendali belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Kedua, sumber-sumber belajar itu harus digunakan sesuai dengan desain dan pilihan yang telah ditentukan. Artinya bahwa sumber-sumber tersebut harus digunakan untuk keperluan belajar yang tujuannya telah ditentukan, dan digunakan sedemikian rupa sehingga kontrol atas tingkah laku belajar dapat diwujudkan.

Salah satu produk teknologi sebagai media pembelajaran atau yang disebut sebagai pembelajaran berbantuan komputer atau yang lebih dikenal dengan istilah CAI (Computer Assisted Instructional) merupakan suatu paket bahan belajar atau aktivitas belajar yang disampaikan melalui komputer. The us of CAI as a supplement to conventional instruction produces higher achievement than the use of convention alone Cotton (1991: 9). Penggunaan CAI sebagai suplemen dalam pembelajaran lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Lebih lanjut Arsyad (2004: 166-169) menuturkan bahwa keberhasilan penggunaan komputer dalam pengajaran tergantung kepada berbagai faktor seperti proses kognitif dan motivasi dalam belajar. Oleh karenanya ada beberapa prinsip dalam perancangan program CAI yang efektif, yakni:
  1. Belajar harus menyenangkan
  2. Interaktif
  3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback
  4. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.


Hamalik (2006: 236) menyebutkan bahwa ada tiga bentuk penggunaan komputer dalam kelas, yaitu:
  1. Untuk mengajar siswa menjadi mampu membaca komputer atau computer literate
  2. Untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman dan pemecahan masalah komputer.
  3. Untuk melayani siswa sebagai alat bantu pembelajaran


Bentuk pembelajaran berbantuan komputer akan menjadi pelengkap pembelajaran kelas yang sedang berlangsung, dalam hal mana siswa memperoleh informasi dan keterampilan serta menerima bantuan langsung. Hamalik (2004: 237) menyebutkan ada empat bentuk/jenis perangkat lunak pengajaran dengan bantuan komputer, yaitu: (1) latihan dan praktik; (2) tutorial; (3) simulasi; dan (4) pengajaran dengan instruksi komputer(computer managed instruction). Kerangka berfikir untuk memahami aplikasi komputer dalam pendidikan tergantung pada salah satu dari tiga model tersebut.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan         (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear (Raharjo, 2000:23).

Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami,           (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa,       (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan  semua potensi yang dimilikinya.

Baca juga :





Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Bagaimana cara pengelolaan web yang berbasis pendidikan