Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau setidaknya membuat menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola. Metadata sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi. Metadata ini mengandung informasi mengenai isi dari suatu data yang dipakai untuk keperluan manajemen file/data itu nantinya dalam suatu basis data. Jika data tersebut dalam bentuk teks, metadatanya biasanya berupa keterangan mengenai nama ruas (field), panjang field, dan tipe fieldnya: integer, character, date, dll. Untuk jenis data gambar (image), metadata mengandung informasi mengenai siapa pemotretnya, kapan pemotretannya, dan setting kamera pada saat dilakukan pemotretan. Satu lagi untuk jenis data berupa kumpulan file, metadatanya adalah nama-nama file, tipe file, dan nama pengelola (administrator) dari file-file tersebut.
Mengapa metadata penting? Menurut Anne J. Gilliland , mengatakan bahwa pembuatan dan pemeliharaan metadata membutuhkan suatu usaha yang tidak murah. Namun dengan adanya metadata dapat memberikan beberapa kesempatan keuntungan yang akan diperoleh secara langsung maupun tidak,antara lain: meningkatkan aksesibilitas, memelihara konteks informasi, memperluas pemakaian sesumber informasi, dapat membantu siapapun untuk belajar berdasar metadata, dapat membantu dokumentasi pengembangan sistem, memfasilitasi pencarian, mendukung multi versi objek informasi, mendukung masalah legalitas, serta untuk bertahan dari perubahan lingkungan sistem.
Fungsi metadata
Metadata memberikan fungsi yang sama seperti katalog yaitu:
· membuat sumberdaya bisa ditemukan dengan menggunakan kriteria yang relevan
· mengidentifikasi sumberdaya
· mengelompokkan sumberdaya yang serupa
· membedakan sumberdaya yang tak miliki kesamaan
· memberikan informasi lokasi
Jenis metadata
Terdapat tiga jenis utama metadata:
· Metadata deskriptif menggambarkan suatu sumberdaya dalam maksud seperti penemuan dan identifikasi. Dia bisa meliputi elemen semisal judul, abstrak, pengarang, dan kata kunci.
· Metadata struktural menunjukkan bagaimana kumpulan obyek disusun secara bersama-sama menjadi satu, semisal bagaimana halaman-halaman ditata untuk membentuk suatu bab.
· Metadata administratif menyediakan informasi untuk membantu mengelola sumberdaya, semisal terkait kapan dan bagaimana suatu informasi diciptakan, tipe dokumen dan informasi teknis lainnya, serta siapa yang bisa mengaksesnya.
Format Metadata untuk Web
Sebuah metadata yang melekat pada suatu file, pada umumnya akan mengikuti suatu format metadata tertentu. Sebagai contoh untuk beberapa file gambar JPEG, TIFF menggunakan format EXIFF , PDF menggunakan format XMP , metadata GIF 89.a , OpenDocument format yang mendukung metadata (tersimpan pada file meta.xml), ID3 tag untuk MP3, dan sebagainya.
Untuk dapat mencari file-file tersebut berdasar metadatanya, tentunya diperlukan modul untuk dapat mengambil metadata-metadata tersebut. Sebagai contoh ada sebuah proyek open source yang dikembangkan oleh perputakaan nasional New Zealand, yaitu Metadata Extraction Tool, dapat membantu untuk mengekstraksi metadata dari beberapa format file.
Sekarang bagaimana dengan metadata yang dapat digunakan pada Web? Oleh karena sebagian besar sesumber informasi di Web menggunakan format HTML, maka sebagian besar metadata untuk sebuah halaman Web akan tersimpan pada bagian <header></header>. Pada bagian <header> tersebut, HTML sudah menyediakan sebuah elemen yang bernama <meta> dengan pilihan meta default, antara lain: charset, content, http-equiv, name, atau scheme. Nilai yang dapat secara bebas diberikan, tanpa constraint nilai tertentu, adalah name. Dengan name kita dapat memasukkan “keywords”, “description”, “author”. Namun ketersediaan meta tersebut sangatlah tidak mencukupi untuk memberikan sesuatu informasi lain yang memperkaya content. Pada HTML5, kita juga dapat mendefinisikan elemen-elemen baru sesuai dengan kebutuhan. Dan fasilitas ini tentunya dapat digunakan untuk mendefinisikan metadata. Namun agar dapat dikenal oleh banyak orang atau mesin, maka metadata harusnya bersifat terbuka dan diakui oleh banyak komunitas. Ini adalah salah satu prinsip dalam Semantic Web.
Untuk itulah kemudian muncul format metadata lain yang dapat ditempelkan pada dokumen Web. Salah satunya yang termasuk format metadata untuk web pertama adalah Dublin Core Metadata Standard . Terkait dengan pengembangan dan pemeliharaan DC Metadata ini, terbentuklah sebuah organisasi yang bernama Dublic Core Metadata Innitiative – DCMI . Organisasi ini juga mengumpulkan beberapa tool yang dapat digunakan oleh siapa saja untuk mendapatkan format Dublin Core . Ada juga yang tidak tersebutkan pada daftar, namun menyediakan tool yang serupa, salah satunya adalah Dublin Core Moderator Metadata DC ini tidak hanya dapat dipasangkan ke dokumen HTML, namun juga format dokumen lain yang menerima suatu variabel string. Contoh Dublin Core Metadata dalam format XHTML:
<meta name=”DC.Title” content=”Perihal” />
<meta name=”DC.Creator” content=”Budi Susanto” />
<meta name=”DC.Publisher” content=”Wordpress” />
<meta name=”DC.Type” content=”Blog” />
<meta name=”DC.Format” content=”HTML” />
<meta name=”DC.Language” content=”Indonesia” />
<meta name=”DC.Rights” content=”Common Creative” />
Pemakaian elemen HTML untuk metadata ini kita kenal dengan istilah Microformat. Microformat diperkenalkan dan dikembangkan oleh komunitas microformat melalui situs microformats.org. Melalui situs ini, gerakan untuk mendefinisikan format metadata yang menjadi satu bagian dalam dokumen HTML mulai bermunculan. Adapun spesifikasi microformat yang dapat digunakan saat ini dapat dilihat di halaman wiki mereka. Oleh karena dihasilkan dari komunitas dan dapat digunakan secara bebas, serta tidak sulit (berpegang pada prinsip “Designed for humans first and machines second“), pemakaian Microformat sudah mulai banyak ditemui pada halaman-halaman web relatif baru, terutama yang sudah kompatibel dengan HTML 5. Selain microformat, tersedia juga spesifikasi standar dari W3C terkait dengan pemanfaatan elemen HTML 5 untuk ditambahkan metadata. Spesifikasi ini dikenal dengan nama Microdata. Dalam microdata, kita dapat mendefinisikan sebuah item dengan menambahkan atribut itemscope. Di dalam sebuah item, kemudian dapat dibubuhkan properti-propertinya dengan menambahkan atribut itemprop.
Format lain yang juga mulai banyak digunakan adalah RDF (Resource Description Framework) . Dengan RDF, kita dapat melakukan pemodelan terhadap objek data yang kita berikan metadata. Pemodelan yang dapat dituangkan dalam RDF dapat mencakup berbagai macam instan objek, properti, dan relasinya. Dengan demikian RDF memberikan informasi yang lebih kaya daripada sekedar pasangan parameter dan nilainya. Bahkan, dalam RDF kita juga tetap dapat menggunakan skema Dublin Core.